Dlingo/Jeringau (Acorus calamus L.)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Arales
Suku : Araceae
Marga : Acorus
Spesies : Acous calamus L. (Sukmawati, 2015).
Morfologi
Jeringau tergolong jenis herbal menahun berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi sekitar 75 cm dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat. Tumbuhan ini biasa hidup ditempat lembab, seperti rawa dan air pada semua ketinggian tempat. Batang basah, pendek, membentuk rimpang, dan berwarna putih kotor. Daunnya tunggal, bentuk lancet, ujung runcing, tepi rata, panjang 60 cm, lebar sekitar 5 cm, dan warna hijau. Bunga majemuk bentuk bonggol, ujung meruncing, panjang 20-28 cm terletak diketiak daun dan berwarna putih. Perbanyakan dengan stek batang, rimpang, atau dengan tunastunas yang muncul dari buku-buku rimpang. Jeringau mempunyai akar berbentuk serabut (Irwan, 2017).
Manfaat
Jeringau (Acorus calamus) adalah nama lain dari tanaman dlingo, tumbuhan terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi, menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat. Diperkirakan, tumbuhan ini asli berasal dari India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui perdagangan rempah-rempah. Tanaman Dlingo merupakan tanaman sejenis rumput yang biasa tumbuh di daerah banyak airnya seperti di sawah atau di rawa-rawa. Dalam bahasa Ibrani, jeringau/dlingo disebut qaneh besem, yaitu semacam tangkai atau alang-alang yang merupakan tumbuhan aromatik. Jeringau ini biasa digunakan sebagai minyak urapan dalam upacara atau ritual: Penahbisan imam dan Penahbisan raja (seperti Daud dan Salomo) Jeringau biasanya digunakan oleh orang Banjar sebagai penghalau kuyang dan pengusir roh-roh jahat. Jeringau juga digunakan sebagai pewarna merah pada ritual Mangkok Merah.