Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.)

Klasifikasi dari tanaman kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) menurut Tjitrosoepomo, 2007 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Sympetalae
Ordo : Campanulatae / Asterales / Synandrae
Family : Campanulaceae
Genus : Isotoma
Species : Isotoma longiflora (L.) C. Presl.
Sinonim : Hippobroma longiflora (L.) G. Presl, Laurentia longiflora (L.) Peterm.
Morfologi
Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) merupakan salah satu jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tanaman ini berasal dari Hindia Barat, yang banyak dijumpai di Indonesia. Kitolod biasanya tumbuh di sekitar semak, aliran sungai, atau pada tempat-tempat lain yang memiliki kelembaban yang cukup. Berdasarkan pengalaman empiris yang beredar di masyarakat, tanaman kitolod memang terbukti dapat digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk asma, bronkhitis, radang tenggorokan, luka, obat antikanker, obat mata, antineoplastik, antiinflamasi, hemostasis, dan analgesik (Koller, 2009; Hariana, 2008).
Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) merupakan tanaman herba menahun yang biasa tumbuh pada pinggiran tembok yang lembab, memiliki akar tunggang berwarna putih pucat. Batang herba berbentuk silindris dengan sedikit ruas pada bagian batang muda. Bunga dan daun kitolod tunggal, dengan daun berwarna hijau yang memiliki rambut halus pada bagian permukaanya, ujung daun runcing, dan tepi daun bergerigi. Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) merupakan tanaman liar yang biasa dimanfaatkan sebagai tanaman obat (Steenis, 2006).
Manfaat
Kitolod (Isotoma longiflora (L.) C. Presl.) merupakan tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat. Penggunaan daun dan bunga kitolod sendiri dapat digunakan dalam bentuk segar seperti tumbukan, perasan, seduhan, dan rebusan, yang oleh masyarakat daun dan bunga kitolod dimanfaatkan sebagai obat glaukoma pada mata (Wardani dan Siska, 2010), katarak (Amaliah, 2014), antivirus (Rothan et al., 2014), sakit gigi, bronkitis, sifilis, dan asma (Koller, 2009). Tanaman kitolod juga memiliki aktivitas sebagai antimikroba yaitu suatu zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri Stapylococcus hominis (Ismailova, 2008) dan Staphylococcus aureus (Safitri et al., 2009). Berdasarkan pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa ekstrak seduhan daun kitolod memiliki aktivitas antibakteri pada pasien penderita konjungtivitis lebih besar dibandingkan dengan ekstrak refluks daun kitolod (Ismailova, 2008).