Pohon Pule (Alstonia scholaris)

Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Zingiberaceae
Genus              : Curcuma
Spesies            : Curcuma aeruginosa roxb.

Morfologi

Temu ireng merupakan salah satu jenis tanaman Zingiberaceae yang telah dikenal masyarakat sebagai bahan pengobatan tradisional. Biasanya manfaat temu ireng digunakan sebagai bahan ramuan obat alami. Contohnya untuk mengobati batuk, asma, kudis, cacing, malaria, serta sebagai obat penambah nafsu makan.

Temu ireng dalam bahasa daerah dikenal dengan beberapa nama, antara lain : temu hitam (Minang), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temu ereng (Madura), dan temu erang (Sumatra). Tanaman ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya, terutama di wilayah IndoMalaya, terma.

Disamping itu, tanaman ini mengandung flavonoid dan polifenol (Nugrahaningtyas et al., 2005). Rimpang temu ireng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing (anthelmintik) (Putri, 2009). Kurkuminoid diketahui memiliki efek antitoksin (Setiyono, 2014) dan flavonoid berkhasiat sebagai antihipertensi, merangsang pembentukan estrogen, antifungal dan insektisida

Manfaat

  1. Mengandung Senyawa Antioksidan
    Pengertian dari senyawa Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkap radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai penyakit yang berkaitan dengan oksidasi, misal kardiovaskuler dan kanker. Kekurangan antioksidan di dalam tubuh dapat menyebabkan perlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebas menjadi lemah. Sistem antioksidan secara alami telah tersedia di dalam tubuh seperti superoksida dismutase atau SOD dan glutation s transferase GST, namun antioksidan juga bisa kita dapatkan melalui makanan yang mengandung senyawa flavonoid dan fenolik, dalam rimpang temu ireng juga terkandung senyawa flavonoid serta fenolik, maka dari itulah ada manfaat temu ireng sebagai antioksidan. Penelitian serupa juga diungkap oleh Rachman dkk 2008, dimana oleoresin dari ekstrak diklorometana rimpang temu ireng menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan.
  2. Mengandung Minyak atsiri
    Minyak atsiri adalah bagian komponen tanaman yang mempunyai banyak manfaatnya. Manfaat temu ireng karena kandungan minyak atsiri didalamnya dapat berguna sebagai antibakteri dan bahan antiseptik.
  3. Anti Bakteri
    Dalam temu ireng terkandung minyak atsiri, minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan bakteri yakni dengan cara merusak dinding sel bakteri, karena bakteri mempunyai lapisan luar yang disebut dinding sel yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan melindungi membran protoplasma dibawahnya. Minyak atsiri dalam temu ireng juga mampu merubah molekul protein serta asam nukleatm sehingga dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel bakteri. Dikutip dari penelitian Suryani 2005, dimana infusa rimpang temu ireng mempunyai aktivitas antibakteri terhadap kuman escherchia coli, shigella dysenteriae dan cibrio cholerae.
  4. Mempercepat Penyembuhan Luka
    Luka dapat disebabkan oleh berbagai macam dan termasuk jenis lukanya. Luka akan menyebabkan kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang. Luka terdiri dari beberapa kategori yakniluka lecet, luka robek, luka memar, dan luka tusuk.
  5. Obat Herbal Tumor
    Pengobatan tumor yang biasa dilakukan diantaranya pembedahan, cryosurgery, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, imunoterapi, inhibitor angiogenesis, dan metode lainnya seperti hipertermia atau terapi panas serta fototerapi atau terapi cahaya. Pengobatan tumor dengan radiasi dan kemoterapi memiliki efek samping, yakni karena sifat toksiksa bisa menyebabkan turunnya fungsi organ organ tubuh.

Cara Menanam

  1. Persiapan Lahan Tanam Temu Ireng
    Bersihkan lahan dari gulma dan cangkul hingga kedalaman 20-30 cm untuk membenahi struktur tanah. Setelah itu, biarkan lahan selama satu minggu. Lakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 ton per hektar. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 2 m dan sesuaikan panjangnya dengan kondisi lahan. Tinggi bedengan biasanya kurang lebih 25-45 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm.
  2. Persiapan Bibit Temu Ireng atau Temu Hitam
    Tanaman temu hitam bisa diperbanyak melalui rimpang ataupun memisahkan anakan dari rumpun. Jika menggunakan rimpang, semai rimpang temu hitam lalu ditutupi tanah setinggi 10-15 cm pada tempat teduh dan lembab. Lakukan penyiraman pada pagi dan sore untuk menjaga agar media semai tetap lembab. Setelah muncul tunas, potong-potong rimpang dengan ukuran lumayan besar. Tiap rimpang sebaiknya terdiri dari 2-3 mata tunas. Kemudian, angin-anginkan rimpang di tempat teduh selama sekitar 2 hari sebelum ditanam. Jika menanam melalui anakan, maka pisahkan anakan dengan menggali tanah di sekitar anakan. Potong rimpang yang menghubungkan anakan dengan induk. Anakan yang telah dipisahkan dapat langsung ditanam.
  3. Penanaman Temu Ireng
    Buatlah lubang tanam dengan kedalaman sekitar 20 cm dan tiap lubang tanam diberi jarak tanam 25 cm x 45 cm . Biarkan lubang tanam selama 1 minggu agar tersinari matahari dan racun dalam tanah hilang. Jika semua sudah siap, masukkan bibit kedalam lubang tanah dengan posisi tunas tegak lalu timbun kembali dengan tanah.
  4. Pemeliharaan Tanaman Temu Ireng
    Jika ada bibit yang mati segera lakukan penyulaman maksimal 2 minggu setelah penanaman. Jika ada akar atau rimpang muncul ke permukaan, maka lakukan pembumbunan. Lakukan penyiangan pula pada gulma atau tanaman pengganggu laiinnya yang tumbuh di sekitar tanaman. Lakukan pupuk susulan setelah tanaman berumur 6 bulan. Lakukan pemupukan setelah penyiangan. Jika tidak hujan, lakukan sistem leb untuk irigasi atau menggenangi bedengan dengan air.
  5. Pemanenan Temu Ireng
    Masa panen temu ireng atau temu hitam biasanya sama dengan temu-temuan yang lain yaitu rimpang temu ireng dapat dipanen setelah berumur 10 bulan tanam jika bibit berasal dari rimpang induk, atau 2 tahun jika bibit berasal dari rimpang anakan.